Nagari Harau Desak Peran Serta Keaktifan Bundo Kanduang Dalam Ber-Organisasi

Redaksi
By -
0

 


Matapubliknusantara.com, Limapuluh Kota - Bundo Kanduang adalah personifikasi etnis Minangkabau dan julukan yang diberikan kepada perempuan sulung atau yang dituakan dalam suatu suku. Sebutan ini hanya melekat pada perempuan yang telah berkeluarga. Dalam Nagari peran perempuan telah ditekankan melalui organisasi persatuan perempuan Minang yang dikenal sebagai Bundo Kanduang. 


Acara kordinasi yang di hadiri Sekretaris Nagari Harau  Rahma Fitri dan dalam sambutanya berharap  dengan kegiatan ini bisa meningkatkan peran Bundo di Nagari Harau. 


Rahma, juga meminta anggota untuk dapat lebih fokus dalam acara sosialisasi. 


"Kegiatan ini bertujuan untuk evaluasi kelembagaan agar tercapai seperti apa yang diinginkan,"ujarnya.


Dengan harapan kedepannya struktur organisasi Bundo Kanduang Nagari Harau bisa berperan penuh secara aktif di tingkat Kecamatan maupun di Nagari. 


"Kemudian ini merupakan  peran penting nya Bundo Kanduang di Kecamatan dan Nagari ,"imbuhnya ,(27/08/2024). 


Acara ini juga turut dihadiri Ketua Bundo Kanduang Kecamatan Harau Yenni Elvi, Penasehat Bundo Kanduang Nagari Harau Dina Resti Amanda, Sekretaris KAN Nagari Harau Usman Dt. Paduko Sati, Bamus keterwakilan Perempuan dan 25 anggota Bundo Kanduang Sekenagarian Harau.



Yenni Elvi, Ketua Kanduang Kecamatan Harau menyampaikan peran pentingnya Bundo Kanduang dalam nagari, karna menurutnya Bundo Kanduang bukan hanya simbol organisasi dalam pemerintahan. 


"Bundo Kanduang Bukan hanya simbol emansipasi, tetapi juga penjaga nilai-nilai budaya dan adat Minangkabau,"ujarnya, (27/08/2024). 


Menurutnya, Peran Bundo Kanduang yang sangat sentral ini, khususnya Di Kabupaten Limapuluh Kota bekerja sama saling bahu membahu sebagai garda terdepan menjaga adat istiadat yang berada di Kecamatan Harau Khususnya Nagari Harau. 


Bundo kanduang, limpapeh rumah nan gadang, umbun puruak pegangan kunci, umbun puruak aluang bunian, pusek jalo kumpulan tali, sumarak di dalam kampuang, hiasan dalam nagari, nan gadang basa batuah, kok hiduek tampek banasa, kok mati tampek baniat, kaundang-undang ka Madinah, kapayuang panji ka sarugo”.


(Fajri. M) 

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)