Matapubliknusantara.com | Lima Puluh Kota, Diskominfo-- Literasi merupakan fondasi dasar setiap individu untuk pengembangan potensi diri. Di sekolah, literasi tidak hanya terbatas pada buku pelajaran, tetapi mencakup berbagai sumber informasi yang ada di sekitar. Untuk itu, keterampilan literasi membantu siswa menjadi pemikir kritis yang mampu memproses informasi dengan baik, tidak mudah terjebak pada berita bohong, dan mampu membuat keputusan bijak. Demikian pokok pikiran penyampaian Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt.Bandaro Rajo saat menghadiri pembukaan talkshow Bunda Literasi yang diselenggarakan di Aula Dispusip, Sarilamak, Selasa, (17/12/2024). Bertemakan "Literasi Menjadi Gerakan Bersama'', talkshow itu juga dirangkaikan dengan peluncuran buku "Berdaya Sejak Dalam Pikiran:Kehidupan dan Gagasan Safaruddin Dt.Bandaro Rajo" karya Fitra Yanti dan buku "Barih Balobeh:Nagari Situjuah Banda Dalam". Di momen itu turut dilaksanakan penyerahan hadiah lomba Perpustakaan SD/MI se Lima Puluh Kota yang diraih oleh SD 04 Sarilamak, SD 03 Mungo, dan SD 03 Koto Baru Simalanggang.
Bupati Safaruddin lebih lanjut dalam sambutannya mengatakan di era digital saat ini, literasi jadi kunci untuk membuka pengetahuan dan wawasan.
"Bukan sekedar memiliki kemampuan membaca dan menulis, tetapi harus mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami informasi, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ucap Bupati.
Bupati mengatakan, lingkungan sekolah yang mendukung literasi haruslah kondusif dan menarik bagi siswa dengan fasilitas yang lengkap, ruang baca nyaman serta akses ke buku dan media digital yang berkualitas.
"Talkshow ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pembangunan literasi masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan sekolah sehingga generasi emas Lima Puluh Kota siap jadi manusia tangguh dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," pungkas Bupati Safaruddin.
Sementara itu, Bunda Literasi, Nevi Safaruddin dalam paparannya mengatakan, kemajuan teknologi informasi dan internet, mengakibatkan sumber daya informasi digital sangat melimpah.
"Kondisi anak-anak di Indonesia saat ini yang merupakan generasi digital native (anak yang lahir dan dibesarkan di era teknologi digital) memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencarian informasi di internet. Oleh sebab itu, sebagai orang tua dan tenaga kependidikan di sekolah harus memiliki keterampilan literasi informasi yang mumpuni agar memberikan pemahaman kepada para anak-anak bagaimana keterampilan literasi informasi yang baik pada era digital," jelas Nevi Safaruddin.
Nevi menguraikan, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan orang tua kepada anaknya dalam pengasuhan digital, diantaranya, meningkatkan dan memperbaharui wawasan tentang internet dan ponsel, jika di rumah ada internet posisikan di ruang keluarga dan siapa yang dapat melihat apa yang dilakukan anak dalam mengakses internet, kemudian membatasi waktu pada anak saat menggunakan ponsel, memberikan pemahaman dan kesadaran bersama akan dampak negatif dari internet atau ponsel, dan secara tegas melarang jika ada yang tidak pantas ditonton, serta menjalin komunikasi terbuka dengan anak. (MFS/Kominfo).(Edwin.s)