Praktek Prostitusi Berkedok Warkop Makin Bandel Wilayah Hukum Lima Puluh Kota Sumatera Barat.

Indra. A
By -
0


Matapubliknusantara.com, Pangkalan koto Baru. Praktek prostitusi terselubung berkedok warung kopi tampaknya semakin leluasa di Wilayah Pangkalan Koto Baru, tepatnya Sibumbun. Teguran Aparat Berwenang beberapa bulan yang lalu, sama sekali tidak membuat pemilik warung gentar dan bergeming.


Mereka membuka warkop bukan semata untuk ngopi, melainkan menggunakannya untuk kepentingan esek-esek. Terlihat belasan warung yang masih aktif beroperasi di lokasi tersebut. dengan rata-rata pekerja esek - esek dua sampai tiga orang per warung.


YN (29) salah seorang Penyewa dan PSK mengaku pada awak media melalui wawancara tertutup tanpa menunjukkan Indentitas. Ia" telah membuka warung dengan menyewa pada warga setempat sejak 5 bulan lalu. Ia juga menyampaikan jika pelanggan itu rerata sopir truk yang singgah dan sebagian warga lokal di wilayah Pangkalan dan lainnya.


YN juga mengatakan siap menerima/melayani tamu hidung belang,  adapun tarif yang di patok sekali kencan dengan bayaran 150rb sampai 200rb sekali main (short time). Dia" juga ungkapkan memiliki dua orang anggota siap kerja melayani tamu dengan bayaran yang sama. Bedanya kalau anggota nya harus membayar sewa kamar 50rb untuk jatah Owner Warkop sekali ngamar.


Selanjutnya awak media menelusuri Warung lainya dan juga melakukan Tim Investigasi awak media pada wanita penghibur PSK bernama NA.


NA mengatakan hanya berkerja di warung itu. Sedangkan nama pemilik warung tersebut sengaja tidak di sebutkan. NA bersama NV 24 th Bekerja di warung yang satu ini sudah cukup lama. NA juga mengungkapkan tarif yang di pasang rata - rata, sama dengan warung lainnya juga dengan aturan yang sama dengan pemilik warung.


Anehnya Nagari Pangkalan Koto Baru kenapa dengan gampangnya memberikan idzin domisili kepada pekerja esek - esek di wilayah ini. Sebut salah seorang penyewa dan pekerja esek - esek.


Warung kopi remang-remang di Pangkalan Kota Baru sudah lama beroperasi. tempat tersebut tentunya mendapatkan protes keras dari salah seorang tokoh masyarakat, yang tidak ingin di sebutkan namanya. Walaupun dalihnya adalah terdesak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan tidak ada faktor lain, Namun ini telah mencoreng nagari kami di daerah di Limapuluh Kota.


Semoga penegak hukum benar - benar menyegel dan menutup warung 'esek-esek' ini, dipastikan tutup permanen dan dijamin tak akan buka kembali.


"Karena sudah sering sekali peringatan tidak dihiraukan oleh pemilik warung. Meskipun sudah sering dirazia Satpol PP mau pun Polres dan Polsek Lima Puluh Kota, Namun, pemiliknya selalu lolos dari jeratan hukum. Bahkan, peringatan petugas diabaikan. Begitu hari ini dirazia, besoknya beroperasi lagi." Imbuhnya.


Permasalahan tersebut tentu tak bisa dipandang sebelah mata, keberadaannya yang kian meresahkan masyarakat dan menjadi pekerjaan serius yang perlu dicarikan solusi oleh Pemerintah Kabupaten Limapuluh kota kedepannya.


Mengingat tempat tersebut bisa dikatakan lokasi maksiat yang berbau kegiatan prostitusi.


Dan Pemkab Limapuluh Kota jangan berpangku tangan dengan menjamur nya tempat prostitusi di ranah minang ini.karna di Minang adat basandi sarak,sarak basandi kitabullah.


Jangan Lima puluh kota ini menjadi tempat prostitusi yang mendatang kan para PSK dari daerah lain.seakan-akan Limapuluh kota jadi penampung untuk maksiat.ingat firman Allah Swt dalam Alqur'an, "Tidak akan  di hancur kan suatu Negeri,kalau mereka tidak melampaui Batas. 


Untuk pemkab Limapuluh kota harus menekan angka prostitusi, jika Lima puluh Kota ini tidak mau mendapatkan musibah, tepatnya Pangkalan Koto baru. karena warung di sepanjang jalan lintas sumbar- Riau diduga sebagai tempat transaksi prostitusi berkedok warung kopi ini yang telah lama.

( In )

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)